RESOLUSI AWALI DENGAN NIAT, WRITING AND ACTION

Resolusi adalah planning untuk melakukan sesuatu sekaligus fefleksi diri pada kekurangan maupun kegagalan yang telah terjadi pada waktu yang lalu. Seharusnya setiap diri membiasakan resolusi yang dibuat pada tiap awal tahun masehi ataupun tahun baru hijriyah. Dalam surah Al hasry dituliskan, yang artinya: “…hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat).” Artinya, hari esok -baik di dunia maupun akhirat- hendaknya dipersiapkan sebaik mungkin dari hari ini. Apa yang kita perbuat hari ini menentukan nasib kita pada hari esok. Itulah cermin sosok muslim yang berpribadi tangguh senantiasa mempersiapkan diri agar semakin baik setiap harinya.
Oleh karena itulah mengapa resolusi begitu penting untuk dilakukan. Seharusnya kita sudah membiasakan diri membuat resolusi dan mempraktekkannya. Sekaligus juga mengevaluasi sejauh mana keberhasilan dan kalau mengalami kegagalan, dimana letak kegagalannya sehingga tahun depan tidak mengulang kegagalan yang sama.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat resolusi:
Faktor pendorong keberhasilan resolusi diantaranya,
1. Ubah paradigma
Jangan menjadi orang yang berfikir ‘bagaimana nanti’ . Tapi biasakanlah berfikir ‘nanti bagaimana’. Hal ini akan membawa konsekuensi pada penyiapan rencana hidup yang matang. Bahkan menyediakan alternatif jika rencana awal gagal.
Memiliki plan A dan plan B, misalnya: diet menguruskan badan dengan olahraga teratur, makan seimbang (plan A), jika tidak berhasil (plan B) menjadi sehat dan bugar meskipun belum kurus seperti impian semula.
2. Sure, I can!
Resolusi tidak akan terwujud kalau kita tidak yakin bahwa kita bisa melakukannya. ‘ Sesungguhnya Aku bersama prasangka hambaKu’ (hadist Qudsi). Ini merupakan kekuatan spiritual, kekuatan jiwa dan kekuatan pikiran yang mendrive kita sampai pada tujuan.
3. Tuliskan 5 W + 1 H tentang rencana-rencana itu.
Apa yang saya rencanakan, mengapa, bagaimana caranya, dst. Ini akan memandu kita menetapkan resolusi.
4. A T M
Amati Tiru dan Modifikasi model atau sosok pribadi terbaik dalam bidang yang kita inginkan yang telah meretas jalan suksesnya. Dengan ‘contek’ ATM bukan tidak mungkin hasil dari resolusi kita akan lebih baik dari sang model.
Cara ber ATM:
a. Urutkan pola tindakan model kita. Misal: kalau kita ingin sukses menang lomba kepenulisan kita bisa mengurutkan polanya, bagaimana awalnya, cara penulisan, ide, proses pengiriman dsb.
b. Assosiasi dan Dissosiasi
Assosiasi adalah melibatkan diri dengan kejadian tertentu dengan segenap panca indera sehingga kita membayangkan suatu pengalaman seolah kita bisa merasakannya secara totalitas (perasaan ikut berperan) misal: pernah berprestasi jadi murid teladan, itu sebuah keberhasilan yang menyenangkan. Semakin diingat pengalaman tersebut akan membuat percaya diri.
c. Reframing
Mengubah sudut pandang positif, jika setip hari reframing hidup akan bahagia.
Ingat cerita 2 orang salesman sepatu dari AS ke Afrika. Satu putus asa karena tak ada penduduk Afrika yang bersepatu, satunya lagi melihat penduduk yang tidak bersepatu adalah pangsa pasar potensial.
Peristiwa yang bisa dimaknai secara berbeda-beda tergantung kondisi pikiran dan pemahaman kita. Tentu peristiwa boleh sama, tapi keyakinan yang berbeda menentukan hasil yang berbeda pula.
5. Visualisasi
Contoh; orang yang ingin percaya diri ketika tampil di depan publik.
Dalam visualisasi kreatif, orang itu memulai prosesnya dengan cara membayangkan dirinya melangkah menuju panggung, kemudian di atas panggung ia tersenyum dengan santai. Ia juga memvisualisasikan dirinya saat mulai berbicara dengan lancar, bahasanya enak di dengar sesuai dengan keinginannya, lalu ia melihat dalam imajinasinya penonton menyambut pembicaraannya dengan sangat antusias.
6. Self Education:
a. Jangan malas, don’t be lazy
Penyebab dari kegagalan adalah penggalang yang kita ciptakan sendiri yaitu malas untyk mulai melakukan pekerjaan yang sudah kita yakini dan imaginasikan.
b. Jangan takut, don’t be affride
Mewujudkan imajinasi juga berarti melawan rasa takut. Keinginan yang sulit direalisasikan umumnya bukan karena terlalu muluk melainkan justru terlalu rendah, tidak jelas dan kita takut menyakininya akan benar-benar terjadinya.
c. Jangan malu, don’t be a shame
Sebagian besar derita raa malu sebenarnya tidak diciptakan oleh persepsi orang lain tentang kita, tapi diciptakan oleh persepsi kita tentang sosok kita yang memalukan menurut persepsi kita. Padahal orang lain, adem ayemm saja.
d. Peneguhan/afirmasi
“Saya bisa melakukannya”, “Saya hebat”, “Saya pasti sukses” dibutuhkan sebagai pernyataan positif yang kuat dan bertenaga bahwa keinginan kita dapat terlaksana.
7. Mohon bantuan Allah SWT, lewat doa dan pengharapan yang terus-menerus.
8. Man jadda waa jadda, Siapa yang bersungguh-sungguh pasti sukses. Harus selalu membahana dalam dada. Bismillah. #Dari berbagai sumber#

INDAHNYA PURNAWIYATA KELAS XII

          Wajah-wajah cantik, ganteng, cerah ceria memenuhi ruangan Gedung Sasana Praja pagi itu. Sejak pukul 07.00 pagi saya sudah stanby mengecek segala sesuatu yang akan dilakukan dalam prosesi purnawiyata hari itu.

IMG_7191

Cucuk lampah mengiringi prosesi purnawiyata

        Anak-anakku siswa kelas XII SMA Bakti Ponorogo mengikuti prosesi purnawiyata dengan hikmat. Dalam balutan busana tradisional kebaya bagi yang perempuan dan pakaian fulldres bagi yang laki-laki, mereka tampak lebih dewasa.

IMG_7178

        Dalam rangkaian prosesi yang dikemas dalam nuansa adat Jawa, alunan tembang kebo giro dan tarian merak membuat suasana syahdu. Hal yang ditunggu biasanya dalam persembahanku, yaitu kejutan dari peserta purnawiyata yang tiba-tiba menyumbang lagu. Kali ini ada dua kelompok duet, yaitu Sofia dan Hanif, Cininta dan Hendra. Suara merdu mereka mampu menghibur audiens. Movie kenanganpun by Mr. Choy membuat suasana penuh kenangan, selama tiga tahun mereka di SMA bakti, suka duka tampak dalam kamera dan movie. Heboh dan surprise.

IMG_7209

        Anak-anakku, selamat melanjutkan langkah menyongsong masa depan. Lihatlah cerahnya mentari pagi ini. Menyambutmu tuk melukisnya bersama-sama.. Dalam keindahan tawa dan ceria. Ukirlah prestasi, amal kebaikan dimanapun kamu berada. Mencetak kata bahagia disetiap langkah, dunia kita dan akhirat. Gain Your Brigth Future!

       

SAYEMBARA PENULISAN NASKAH BUKU PENGAYAAN TAHUN 2013

Tema Penulisan: Membangun manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Berkarakter, Cerdas, Cakap, Kritis, Kreatif, Inovatif, dan Kompetitif di Era Global Dalam rangka mendapatkan naskah buku pengayaan yang bermutu dan menggali potensi menulis di kalangan siswa, mahasiswa, pendidik, dan tenaga kependidikan, serta masyarakat umum,

Pusat Kurikulum dan Perbukuan Balitbang Kemdikbud menyelenggarakan Sayembara Penulisan Naskah Buku Pengayaan.

Buku pengayaan adalah buku yang memuat materi yang dapat memperkaya buku teks pelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Sayembara Penulisan Naskah Buku Pengayaan tahun 2013 ini memperebutkan hadiah total lebih dari Rp 1.000.000.000,00 untuk 57 pemenang dari 9 jenis naskah.

sumber:  Puskurbuk.net

Unduh poster sayembara

 

Baca pos ini lebih lanjut

TASYAKURAN KELULUSAN DI PANTI TUNANETRA

        Rasa bahagia menyelimuti kami, segenap keluarga besar SMA Bakti Ponorogo. Pada tahun ajaran 2012/2013 ini siswa kelas XII lulus 100%. Bahkan untuk nilai nem terbaik bidang IPA menduduki peringkat ke-2 se kabupaten Ponorogo.

DSCN7300

Cantik-cantik IPS 1

          Untuk mewujudkan rasa bersyukur juga melatih siswa untuk berbagi maka diadakan progam tasyakuran di Panti Asuhan Tunanetra. Diawali dengan penggalangan mie instan dan minyak goreng perkelas. Mie dan minyak goreng ini di tempatkan dalam kardus yang dibawa siswa secara berombongan dalam konvoi pagi jam 08.00 bersama-sama. Konvoi damai ini mampu membuat masyarakat sepanjang jalan Batoro Katong–jalanl Pramuka tempat panti yang dikunjungi meriah.

DSCN7318

Bersama Ustadz Arif dan Bu Yulis

Acara dilakukan dalam aula, anak-anak membaur dengan para penghuni panti yang rata-rata masih sekolah. Kulihat para siswa, begitu tertegun melihat anak-anak kecil yang sebaya adik mereka yang tidak sempurna fisiknya. Berjuang untuk berjalan saja harus dipapah. Belum lagi para penyandang tunanetra itu yang masih kecil.

DSCN7314

Semoga kedatangan para siswa ke panti ini mampu memberikan sebuah pengalaman berharga untuk langkah hidup mereka selanjutnya. Mampu mengasah kepekaan batin, bahwa ada banyak saudara kita yang hidup jauh dari kesempurnaan. Maka semangat bersyukur dan berbagi ini. Semoga menjadi sebuah kebiasaan bagi anak-anakku SMA Bakti Ponorogo dan siswa lain pada umumnya. #nin#

DSCN7347

Penyerahan bantuan kepada adik penghuni panti

 

YUK, LIHAT “BALON CUACA” DI BMKG JUANDA

          Hari masih pagi ketika rombongan MGMP Geografi Ponorogo sampai di BMKG Juanda. Acara ini dalam rangkaian study lapangan wilayah Jawa Timur, puncaknya di Bromo yang sudah saya tulis sebelumnya.

DSC_0042

Sesuai dengan rencana agar sampai di kantor ini sepagi mungkin karena ingin mengikuti proses pelepasan balon untuk memantau cuaca. Balon udara untuk memantau cuaca ini memang kedengaran asing ditelinga kami. Meskipun dalam geografi kita sering membahas atmosfer khususnya cuaca, tapi belum pernah saya membaca di literatur tentang pengamatan cuaca dengan menggunakan balon. Oleh karena itulah kunjungan ini diadakan. Untuk “ngangsu kaweruh” tentang balon udara di BMKG Juanda ini.

DSC_0055

Balon udara siap terbang

          Di BMKG acara rutinitas meluncurkan balon dalam sehari 4 kali. Balon udara ukuran besar seperti dalam foto ini di luncurkan setiap hari pada pukul 06.30 pagi dan sore hari jam yang sama. Sedangkan yang ukuran lebih kecil diluncurkan dua kali juga pada pukul 11.30 siang  dan malam. Keempat balon ini memakan biaya operasional sekitar 5 juta perhari.

DSC_0051

Penasaran ingin memegang balon

Balon ini berisi gas hydrogen dengan berat sekitar 500 gr. Fungsi dari balon ini adalah untuk memantau suhu udara, tekanan udara, kelembaban, dan ketinggian tempat. Data-data tersebut, sekaligus kemana arah balon melayang terekam langsung di layar monitor yang terkoneksi dengan satelit.

DSC_0091

Bersama ibu-ibu rombongan MGMP

Hasil dari rekaman balon udara ini yang di sebarkan ke seluruh wilayah Jawa Timur, yang menjadi acuan tentang kondisi cuaca wilayah ini secara umum.  

DSC_0097

Bersama Bu Ririn petugas BMKG

Selain mengikuti proses peluncuran balon udara, acara di BMKG di lanjutkan dengan ceramah ilmiah oleh pakar meteorologi.

DSC_0104

Kuliah ilmiah singkat

Acara singkat ini sungguh bermakna bagi kami khususnya guru geografi. Menambah wawasan keilmuan khususnya tentang cuaca. Semakin kami sadari sedikit ilmu yang kami miliki, maka mencarinya dalam kajian lapangan seperti ini akan sangat bermakna untuk memperkaya informasi dalam interaksi dengan siswa di sekolah. #nin#

BROMO, PESONAMU ABADI (2)


       Pada episode kemarin telah  saya tuliskan tentang perjalanan seputar Bromo sampai di Penanjakan untuk mengagumi salah satu maha karya sang Pencipta yaitu sunrise. Sekitar pukul 06.00 pagi, ketika udara dingin masih menyelimuti. Kabut tebal pun masih berarak di kiri-kanan Penanjakan, nampak kerumuman orang dari gardu pandang bergerak turun. Melanjutkan petualangan di kawasan Bromo.

DSC_0485

Rombongan MGMP dengan latar gunung Batok

        Begitupun dengan rombongan kami, turun dari Penanjakan kami melanjutkan perjalanan ke Kawah Bromo. Hari yang masih pagi itu, udara masih dingin menusuk kulit. Baju hangat masih kami kenakan, sweater, jaket, syal…Bagi pengunjung yang tidak membawa baju hangat jangan kawatir, karena ada persewaan jaket tebal disini. Dari nanya-nanya ke mas sopir jeep, katanya puncak udara dingin terjadi pada bulan Juli-Agustus.  Terlihat embun upas yang menempel di ladang kentang seperti di Dieng. Ya, ada yang hampir sama antara Bromo dan Dieng, yaitu berada pada ketinggian di atas 2000 m dpl.

DSC_0411

Sebuah pura diantara lautan pasir

        Setelah melewati jalanan yang menikung tajam dan turun. Sampailah kami pada hamparan lautan pasir di kawasan komplek gunung Bromo. Dari kejauhan gunung Batok telah menyambut kami, igir-igirnya nampak jelas dari kejauhan. Hemm…ku amati sekeliling dengan seksama. Kubandingkan dengan sepuluh tahun lalu, kondisi sekarang mengalami banyak perubahan. Bekas-bekas erupsi dua tahun menambah suasana yang berubah. Dari tempat parkir jeep, untuk menuju kawah kita bisa berjalan kaki ataupun naik kuda. Jika naik kuda tarifnya sekitar seratus ribu pulang pergi. Dulu saya berjalan dari Ngadisari sampai di kawah. Beramai-ramai bersama dosen pembimbing, perjalanan itu terasa menyenangkan tanpa menyisakan rasa lelah. Berganti rasa nikmat tak terlukiskan, ketika pertama kali memandang Bromo yang sungguh mempesona. Saat ini sepertinya sudah terasa capeknya sebelum kaki melangkah…ah, usia ternyata tidak bisa dipungkiri ya..akhirnya kami para ibu-ibu ini sepakat untuk naik kuda. Ternyata banyak para ibu yang belum pernah naik kuda, sehingga naik kuda di Bromo menjadi pengalaman pertama yang mengesankan. 

DSC_0424

Naik kuda aja deh…

Sampai di tangga menuju kawah, kembali mengingat sepuluh tahun lalu. Kondisi tangga berubah seratus persen. Karena tangga yang dulu habis tersapu erupsi. Tangga baru ini naiknya lebih tajam (ndedeg dalam bhs Jawa). Dan dibuat dalam dua jalur, jadi kalau pengunjung membludak antara yang naik dan turun bisa jalan dengan nyaman.

DSC_0450

Tangga dilihat dari kejauhan

         Di kanan kiri kawah muncul gundukan pasir hasil erupsi sebagai pertanda Gunung Bromo sebagai kawah erupsi aktif. Gundukan bukit-bukit pasir memenuhi kawasan dikanan-kiri tangga.  Saat ini kawah dalam kondisi normal, aman untuk dikunjungi. Asap belerang masih mengepul, meniupkan bau yang khas dan menyengat. Sekeliling kawah yang berpagar beton melingkar ini, penuh sesak oleh kerumunan pengunjung. Saya mencari tempat duduk sejenak, sambil memandang ke dasar kawah. Subhanallah. Kawah yang curam dan dalam di depanku. Tak mampu diri ini membayangkan bagaimana dari kawah ini keluar kekuatan erupsi yang maha dahsyat. Mengeluarkan material pasir berjuta-juta ton kubik sampai tak terhingga banyaknya. Sungguh ya Allah, hanya karena kuasaMu hal ini bisa terjadi. Apa yang ada di alam ini, segenap gerak dan peristiwanya hanya tunduk pasrah pada kuasaMu.

DSC_0461

Tangga terdiri dari dua jalur

Puas menikmati segala pesona di puncak Bromo, saya dan rombongan bergerak turun. Seorang kawan, sempat menghitung jumlah tangga mencapai sekitar 250. Benar tidaknya, wallahualam.

Hari mulai beranjak, jarum jam menunjuk di angka 08.15. Sejenak sebelum meninggalkan kawasan ini, kami kumpul-kumpul lagi untuk berfoto ria dan makan roti seadanya yang sempat kami bawa dari Cemoro Lawang.

DSC_0516

Kuda dan penduduk yang bersarung khas

Meski ini di pegunungan tanpa rumah penduduk jangan kawatir kalau ingin ke toilet, di sekitar parker jeep ada sebuah toilet yang cukup bersih. Airnyapun tersedia cukup. Alhamdulillah.

DSC_0497

Bukit Teletubbies

Perjalanan berikutnya kami ke padang savana, atau dikenal juga dengan nama bukit teletubbies. Panorama di bukit ini mengingatkan kita pada sebuah film kartun anak-anak teletubbies. Bukit-bukit melengkung dengan tekstur halus tertutup oleh rerumputan yang berwarna hijau cerah. Sekilas nampak persis seperti bukit dalam kartun tempat tinky winky, lala dan poo keluar itu.

DSC_0513 baru

Diantara bunga liar berwarna kuning

Di seberang jalan sebelah timur, terdapat pemandangan yang tak kalah indahnya. Kumpulan bunga-bunga liar berwarna kuning asyik meliuk-liuk diterpa angin savana yang lembut. Laksana tangan yang melambai-lambai mengucapkan selamat datang dengan ramahnya. Subhanallah. Rasanya lengkap sekali Allah swt menciptakan kawasan Bromo yang indah tiada taranya. Bagaimana tidak, dibalik gunung-gunung yang berkawah, lautan pasir yang gersang membentang. Di daerah ini muncul kawasan nan hijau, penuh bunga berwarna cerah yang menyejukkan mata. Tak ada kata yang terucap selain untaian kalimat tasbih, ungkapan pujian atas segala karunia keindahan yang Allah swt hamparkan.

DSC_0501

Mejeng di depan Jeep yang setia menemani

Setelah dirasa cukup di padang savana ini, perjalanan berikutnya menuju padang pasir yang dikenal dengan nama pasir berbisik. Nama ini diambil karena tempat ini pernah dipakai syuting filmnya Dian Sastro yang berjudul Pasir Berbisik. Hamparan pasir dalam kawasan ini berbeda dengan lautan pasir disekitar kawah Bromo. Pada Pasir Berbisik, sejauh mata memandang yang ada hanya pasir, dan bukit-bukit pasir yang membatu. Ada yang nampak masih baru, menandakan arah erupsi sampai di kawasan ini.

Tidak lama kami di kawasan ini, hari telah merangkak siang kami harus segera melanjutkan perjalanan. Tak terasa perjalanan di Bromo hari ini harus segera kuakhiri. Meski hati berontak belum puas menikmati panorama Bromo kali ini. Mudah-mudahan lain waktu Allah swt memberiku kesempatan lagi. Mentadaburi alam Bromo yang mempesona hati. #salam#

         

         

BROMO, PESONAMU ABADI (1)

        Kembali mengunjungi Bromo setelah 10 tahun berlalu, memberikan arti tersendiri bagiku. Pada tahun 1993 saat masih menjadi mahasiswa mengadakan Pkl bersama dosen pembimbing ke sana. Jarak tempuh ke Bromo dari terminal Ngadisari dilewati dengan full jalan kaki.

        Saat ini April 2013, dari Ngadisari kita cukup menyewa jeep untuk sampai di kawasan wisata seputar Bromo. Yang sekarang berkembang menjadi beberapa tempat tujuan, tidak hanya di seputar kawah tapi ada tempat-tempat menarik lain yang layak kita kunjungi.

        Acara ke Bromo kali ini bersama guru-guru geografi SMA se kabupaten Ponorogo. Perjalanan dimulai dari Ponorogo, Surabaya, Sidoarjo, Probolinggo. Sebelum ke Bromo acara mulai di Surabaya, yaitu di BMKG Juanda. Kemudian ke Lumpur Lapindo di Sidoarjo. Baru mulai perjalanan ke Bromo lewat Probolinggo. Sampai di Probolinggo rombongan yang terdiri dari satu bus ini berhenti sejenak untuk makan siang di rumah makan Rawon Nguling yang terkenal itu. Ya, mumpung ke Probolinggo dari pada penasaran..he..he.. Wah, ternyata satu porsi rawon nguling super besar penuh satu piring. Untuk kami yang ibu-ibu ini tidak habis dengan menu rawon yang satu piring penuh. Tapi sempat juga kulihat bapak-bapak habis, sampai ada yang nambah tempe, tahu, perkedel dengan irisan yang besar pula. Hemm… jadi sangat mengenyangkan.

                              DSC_0175     

                              RM Rawon Nguling di desa Nguling                                

        Dari rumah makan rawon Nguling perjalanan masih 40 km lagi.  Sekitar 2,5 jam perjalanan karena melewati jalanan yang mulai menanjak. Tujuan pertama sebelum memasuki wilayah Bromo adalah terminal Sukapura. Bus diparkir di terminal ini karena untuk menuju ke Bromo tidak dibolehkan  menaiki bus. Kondisi medan  yang  curam di kanan kiri jalan dan tanjakannya yang tajam dengan jalan yang sempit tidak memungkinkan bus memasuki wilayah ini.  

                                                    DSC_0207 

                                                   Teman-teman MGMP Geo….

Dari terminal  Sukapura kami ganti kendaraan dengan naik angkutan umum yang banyak dijumpai di sana. Tujuan berikutnya adalah Cemoro Lawang, pintu gerbang terakhir sebelum memasuki kawasan Bromo. Sebelum sampai di Cemoro Lawang melewati terminal Ngadisari. Dari Ngadisari ini sampai ke Cemoro Lawang sekitar 2,5 km.  Sebelum sampai di terminal Ngadisari kalau kita mengarahkan pandangan ke kiri jalan kita jumpai lembah yang memanjang. Lembah ini terbentuk karena patahan oleh tenaga dari dalam bumi yang dikenal dengan tenaga endogen. Masyarakat mengenal dengan nama lembah sapi kerep.

                                     DSC_0205

                                    Jalanan seputar Cemoro Lawang

Sampai di Cemoro Lawang jarum jam menunjukkan pukul 16.00. Langsung saja kami disambut dengan udara dingin yang menyentuh kulit. Dengan dipandu seorang guide kami diantar ke penginapan. Ceritanya, ketua MGMP geografi pak Agus mempunyai teman dari Kanwil yang berdomisili di daerah ini. Melalui beliaulah kami disediakan guide yang mengurus segala tetek bengeknya selama kami di Bromo. Itulah untungnya memiliki teman atau relasi.    

                     DSC_0221

                            Rangkaian G.Bromo, G. Batok  

        Penginapan ini sederhana, tapi lumayan untuk bermalam. Selesai menaruh barang-barang di penginapan kami langsung menuju pusat pemantauan vulkanolgi gunung Bromo. Yang berjarak sekitar satu km dari penginapan. Sambil melangkahkan kaki tak henti-hentinya kami mengagumi keindahan Bromo saat senja. Asap belerang mengepul dari kejauhan tersembunyi di samping gunung batok yang nampak khas dengan igir-igir bekas erosi yang terlihat dari kejauhan. Gunung Semeru terlihat remang-remang karena tertutup kabut senja. Subhanallah. Benar-benar cantik dan mempesona seperti lukisan alam yang tak kan mampu manusia melukiskannya.

                                                     DSC_0238

                                                    DSC_0240

                                                   view gunung Batok

Pos pengamatan vulkanisme Bromo oleh Badan Geologi ini merupakan kantor sekaligus rumah yang cukup sederhana, tapi penuh dengan alat-alat untuk memantau perkembangan vulkanisme Bromo. Karena Bromo merupakan gunung api aktif. Saat letusan tahun 2010 kemarin posko ini ramai menjadi satu-satunya pusat informasi tentang perkembangan letusan gunung Bromo. 

                                                   DSC_0252

        Di tempat  ini kami mendengar kuliah singkat tentang gunung Bromo, dan fungsi alat-alat pemantau. Tak lupa kami abadikan dengan berfoto bersama.

                                                               DSC_0248

                                                              Seismograf

        Hari menjelang gelap saatnya kami kembali ke penginapan, sebelumnya makan malam di salah satu rumah makan yang ada, dengan menu nasi goreng hangat, dan wedang jahe cocok untuk menghangatkan badan. Malam ini jangan ditanya udaranya ya, yang pasti dingin yang sebenar benarnya. Meski sudah bersweater, jaket, penutup kepala, syal di leher. Udara dingin masih mendera. Sebenarnya puncak udara dingin di sana pada bulan Juli-Agustus. Pagi dijumpai  ada embun upas yang menempel di ladang sayuran seperti Kristal-kristal es di daerah bersalju.

                                                           DSC_0259

                                                           Hotel di Cemoro Lawang

        Jam 03.00 pagi kami bangun untuk persiapan petualangan, perlengkapan baju hangat, air minum, roti jangan lupa untuk sekedar mengganjal perut. Dan tak kalah penting adalah kamera untuk mengabadikan sunrise yang menakjubkan.

                                                         DSC_0271

                                                         Jelang sunrise

        Jam 03.45 kami berangkat dengan ber jeep ria menuju Penanjakan, tempat terindah menunggu sang surya bangun dari peraduannya. Satu jeep berisi 6 orang, dengan ongkos sewa Rp.450.000. Untuk mengunjungi beberapa lokasi di seputar wilayah ini. Mulai dari Lautan Pasir, Penajakan, Kawah Bromo, Padang Savana dan Pasir Berbisik.

                                                           DSC_0298

                                                            Jelang sunrise

        Sampai di Penanjakan jarum jam menunjukkan pukul 4.30. Pemandangan kanan kiri masih gelap. Di jalanan yang menanjak tempat pemberhentian mobil  telah berjejer mobil jeep dengan aneka warna, di selingi sepeda motor tukang ojek yang jumlahnya sangat banyak. Ojek ini berseliweran di sekeliling orang berjalan kaki menuju puncak gardu pandang. Untuk yang menggunakan ojek  ongkosnya rp.10.000. Sampai   di atas, nampak pedagang teh hangat, jagung bakar, ramai diserbu pembeli. Ada juga yang menyewakan jaket tebal. Jadi kalau kedinginan tidak perlu kawatir cukup menyewa jaket tebal ini.

                                                          DSC_0354

                                                          sunrise

        Di bawah gardu pandang, terdapat tempat yang dapat dipakai untuk sholat subuh. Para mukminin, mukminat sambil menunggu sunrise banyak yang menunaikan shalat subuh berjamaah di tempat ini. Sedangkan yang lainnya sibuk mencari posisi yang pas untuk mengambil foto sunrise.  Akupun mengambil posisi di belakang gardu mushola itu karena di gardu pandang atas sudah penuh sesak. Sudah tak ada tempat yang nyaman untuk aku mengambil posisi menghadap sunrise. Tubuhku yang mungil ini terhalang oleh mereka yang berbadan besar. Apalagi bule banyak kutemui hari itu.

                                                             DSC_0384

                                                               Sunrise

        Tak henti-hentinya kamera aku arahkan ke tempat sunrise mau muncul dan sekitarnya. Hemm…pemandangan yang sangat menakjubkan. Gumpalan awan bearak putih keabuan di balik ranting belukar di depanku menampilkan siluet cantik di lensa kamera DSLR 3600 milikku. Nun jauh dibawah sana seperti gumpalan kabut di bawah rimbunan pohon, seperti danau tersapu seperti kumpulan kapas yang lembut memikat. Tak kuasa aku untuk tidak mengarahkan lensaku ke sana. Menit demi menit menunjukkan perubahan pada arah timur, yang sedikit demi sedikit memancarkan pesona cahaya keemasan. Membentuk sebuah titik terang yang semakin lama semakin membesar dalam hitungan detik ke menit. Cahaya itu membuat mata siapa saja seakan terpaku karena pesonanya. Subhanallah. Itulah saat sang surya muncul di permukaan. Menyapa alam dan orang-orang yang menunggunya dengan sinarnya yang berbias-bias. Datang dengan kelembutan,  memancar  dengan berjuta pesona. Sampai segenap seisi cakrawala takjub dan selalu berharap esok hari mendapatinya menyapa bumi.

                                                                  DSC_0330

                                                                 Ramainya orang mengabadikan sunrise

        Puas setelah mengabadikan keelokan sang surya, pemandangan dari Penanjakan masih sayang untuk dilewatkan.  Sepanjang mata memandang adalah keelokan semata. Sebelah barat dari gardu pandang gugusan awan berarak seperti gumpalan kapas yang lembut, diselingi hijaunya pepohonan tinggi menjulang kokoh remang-remang tersapu kabut pagi. Bergetarlah hati ini sambil merenungi ayat-ayatNya.

       “Akan Kami perlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al Qur’an itu adalah benar….” (Fushshilat:53).

        Udara dingin masih menyelimuti, dengan langkah pelan kutinggalkan Penanjakan dengan segala magnet keelokannya. Sambil menunggu teman-teman,  berbincang-bincang dengan turis asing tentu akan menyenangkan  mencoba myspeak English. Kebetulan temanku datang bersama turis dari Holland. Langsung kusapa, tanpa basa-basi  Madam itu berkata, Are you reporter?…Ho…ho.. Tadi di atas, saat asyik motret sambil berbincang dengan turis dari Singapore. Dia bilang are you fotografer?. Aku jawab, No, I am teacher, but I interested fotografi..he….

                                                              DSC_0388

                                                              Turun dari gardu pandang sunrise

                                                               DSC_0404

                                                                Bersama turis dari Holland

       

 

 

JEJAK EVOLUSI DAERAH KARST DI PONOROGO

Wilayah Ponorogo bagian barat yang membentang sepanjang Kecamatan Sampung merupakan daerah perbukitan dan pegunungan kapur.  Dalam ilmu geografi dikenal dengan nama daerah karst. Untuk wilayah Ponorogo, daerah karst hanya bisa ditemui pada daerah ini yang merupakan rangkaian dari jalur karst Wonogiri dan  Pacitan.

    _MG_7325

Singkapan pegunungan kapur di daerah Sampung (dok.prib)

Pegunungan kapur dicirikan dengan tanah yang kurang subur. Sehingga tidak cocok untuk pertanian. Sehingga penduduk setempat memanfaatkan pegunungan kapur untuk area penambangan. Penambangan kapur telah di mulai sejak jaman pemerintah Belanda. Penambangan kapur menjadi lahan mata pencaharian penduduk setempat.

    _MG_7332

Bongkahan batu-batu gamping (dok.prib)

Suatu ketika saya silaturahmi ke tempat salah satu murid SMA Bakti di daerah Sampung. Ternyata keluarganya mengelola area penambangan. Dengan senang hati saya menerima ajakannya untuk keliling ke lokasi penambangan. Sebenarnya sudah lama saya ingin lihat lokasi penambangan kapur. Hanya waktu dan kesempatan yang belum kesampaian. Justru tanpa rencana hari ini keinginanku terwujud

.    _MG_7334

panas he…

Sebagai guru geografi, mengetahui obyek-obyek studi geografi di wilayah sekitar menurutku sangat penting. Dengan melihat langsung di lapangan akan mendapatkan pengetahuan lebih daripada sekedar membaca buku atau internet. Biasanya dengan melihat obyek sebenarnya akan memunculkan ide-ide baru untuk pembelajaran dan penelitian. Baca pos ini lebih lanjut

SATU JAM DI MINGGU PAGI

Hari Minggu yang indah, selalu kutemui kecerahan pada tiap paginya. Sinar mentari bagaikan salam sahabat pemompa semangat kita dalam menyambutnya. Aktvitas rutin berjalan usai subuh mempersiapkan keluarga kecil kami menuju taman-taman surgawi. Bukankah ketika segolongan manusia berkumpul dalam majelis dzikir/ilmu itu adalah taman-taman surgawi di dunia. Ketika malaikat mengepakkan sayapnya, begitu juga burung-burung yang terbang, ikan-ikan dalam lautan dan semut di dalam sarangnya mendoakan orang yang berada dalam taman-taman surgawi. Subhanallah. Indah nian makna hadist itu. Karena kasih sayangnya Allah swt semata, kita diberi imbalan sedahsyat itu ketika beada dalam majelis dzikir/ilmu.

                Menuju Masjid Almanar, pengajian di mulai tepat jam enam berakhir jam tujuh. Sekali waktu diadakan tambahan materi setelah jam itu di dalam masjid. Biasanya setelah break untuk sarapan dan sholat dhuha.

Jam enam kurang seperempat jamaah sudah berbondong-bondong menempati tempat duduk yang telah disiapkan panitia di depan masjid. Datang sendiri atau berombongan sama asyiknya. Sering kuamati ibu-ibu separuh baya yang berombongan carter angkutan karena dari kecamatan luar kota. Dengan wajah cerah, penuh semangat mencari ilmu. Tak pandang usia, justru kebanyakan pesertanya adalah usia paroh baya, sekitar menjelang pensiun.

Foto0268

Pengajian ini sifatnya umum, tidak mengenal kartu anggota, daftar hadir atau administrasi lainnya. Jadi tak ada ketentuan yang mengikat. Mereka yang datang dengan niat mencari ilmu, itu saja. Ada kotak infaq tentunya, mau infaq silahkan, tidak juga tidak apa-apa. Tiap tiga bulan sekali dibagikan stiker jadwal lengkap dengan nama penceramah, judul materi dan asal pemateri. Sehingga memudahkan kita untuk mengenal siapa yang berceramah hari itu.

Foto0265

Minggu ini jadwalnya Buya HM Alfis Chaniago dari Padang. Materinya Menghadapkan wajah kita kepada Allah Swt. Uztad senior ini sungguh piawai dalam berorasi, dengan wajah yang teduh, kalem dan kelembutan hati yang terpancar pada untaian kata. Beliau juga membawa buku karyanya tentang hadis yang diberi indeks dan syarah, terdiri dari dua jilid. Beli kontan di beri bonus satu buku kumpulan kisah. Setelah pengajian bukunya laris manis, seperti kacang goreng.

Foto0272Foto0275

Untuk orang awam seperti saya dalam memahami hadist, buku ini memang sangat membantu.  Baik dalam membantu mencari judul hadist seperti dalam kamus maupun membantu memahami penjelasan dari hadist tersebut.

Terima kasih Buya, semoga kedatangan Buya memberi inspirasi tersendiri bagi kami dalam menempuh jalan iman ini. Juga buku hadistnya membantu kami mendekatkan diri pada tuntunan Rasulullah Saw.

Kompetisi untuk Guru oleh LIPI

Teman-teman, para guru diseluruh Indonesia, dari pada mikirin UNAS yang bikin panas. Bagaimana kalau kita asah terus kompetensi kita dengan menikuti lomba LKIG LIPI yang ke-21 pada tahun 2013 ini.

 

Lomba Kreativitas Ilmiah Guru (LKIG) Ke-21 Tahun 2013


http://kompetisi.lipi.go.id/lkig21/ »

LKIG adalah lomba kreativitas bagi guru dalam upaya pengembangan proses pembelajaran bagi para peserta didik.

Persyaratan

  1. Peserta adalah guru yang mengajar pada lembaga pendidikan formal.
  2. Belum pernah menjadi pemenang LKIG dalam kurun waktu dua tahun terakhir.
  3. Sistematika Penulisan : Abstrak, Pendahuluan, Metodologi, Isi/Pembahasan, Kesimpulan dan Daftar Pustaka.
  4. Menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, diketik HVS A4, berjarak 1½ spasi dengan jenis huruf Arial ukuran 11.
  5. Karya ilmiah harus asli (bukan jiplakan/plagiat) dan belum sedang diikutsertakan dalam lomba sejenis tingkat nasional.
  6. Jumlah halaman karya ilmiah maksimal 25 halaman (termasuk sketsa/gambar/foto).
  7. Melampirkan rekomendasi Kepala Sekolah dan Daftar Riwayat Hidup (nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, alamat rumah dan sekolah/instansi, telepon/HP, serta email).
  8. Format judul, abstrak, surat rekomendasi dan daftar riwayat hidup dapat diunduh melalui situs LKIG 2013 http://kompetisi.lipi.go.id/lkig21/.
  9. Peserta mendaftar dan mengunggah karya tulis melalui situs http://kompetisi.lipi.go.id/lkig21/.
  10. Karya ilmiah dikirimkan secara elektronik diterima oleh panitia selambat-lambatnya tanggal 21 Agustus 2013.
  11. Panduan dan informasi lomba dapat dilihat melalui situs LKIG 2013.
  12. Pengumuman finalis dapat dilihat melalui situs LKIG 2013 pada tanggal 18 September 2013.
  13. Keputusan Dewan Juri tidak dapat diganggu gugat.

Bidang Lomba

  • Guru SD/sederajat: umum (salah satu pelajaran)
  • Guru SMP/sederajat dan SMA/sederajat: 2 bidang yaitu Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan (IPSK) dan Bidang Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, dan Teknologi (MIPATEK).
  • Silahkan unduh langsung disini